THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 19 April 2012

STANDAR AKUNTANSI DAN PRODUKNYA

standar akuntansi yang di susun dan di tetapkan oleh badan profesi yang berwenang tidak akan berguna tanpa penerimaan secara luas dan juga tanpa adanya kesediaan dari penggunanya untuk mengaplikasikannya dalam pelaporan keuangan. proses penetapan suatu standar akuntansi berbeda-beda dalam berbagai negara. berikut ini adalah badan pembuat Standar Akuntansu di tiap Negara dan Produknya : CINA Cina badan pembuat satandar akuntansinya adalah Kementrian Keuangan yang diawasi Dewan Negara. Yang bertugas melakukan pengawasan dan penegakan aturan standar akuntansi keuangan yaitu Komite Standar Akuntansi Cina (China Accounting Standards Committee – CASC). AMERIKA Amerika badan pembuat standar akuntansi FSAB (Dewan Pembuat Standar Akuntansi di Amerika) produknya United State Generally Accepted Accounting Principles ( US GAAP). AUSTRALIA Badan yang menangani standar pelaporan keuangan yang berlaku untuk entitas di sektor swasta danpublik dari ekonomi Australia adalah Australian Accounting Standards Board (AASB). AASB merupakanbadan independen yang menetapkan standar akuntansi dan bertempat di Melbourne, Australia.Anggota dari AASB terdiri dari 14 orang, termasuk kepala AASB. Kepala AASB ditunjuk oleh menterihukum perusahaan dan kepensiunan (Minister for Superannuation and Corporate Law). Sementarauntuk anggotanya berasal dari beragam latar belakang, dan ditunjuk oleh Financial Reporting Council(FRC).AASB didirikan untuk mengembangkan, dalam kepentingan umum, sebuah paket standar akuntansi yangberkualitas, dan mudah dipahami. Hal tersebut sangat dibutuhkan dalam menyajikan informasi yangtransparan dan dapat diperbandingkan, untuk tujuan laporan keuangan secara umum PERANCIS Untuk kawasan eropa IASB (International Accounting Standard Board) IASB adalah sebuah lembaga pembuat standar akuntansi untuk negara-negara di kawasan Eropa. Standar yang dibuat oleh IASB, saat itu (sebelum tahun 1990) belum diminati oleh dunia Hal ini karena perkembangan ekonomi Amerika masih dijadikan sebagai patokan perkembangan bisnis dunia. Produknya adalah IAS yang kemudian bermetamorfosis menjadi IFRS (International Financial Reporting Standard). TAIWAN Taiwan badan pembuat standar akuntansi Komite Standar Akuntansi Keuangan (Financial Accounting Standards Committee- FASC) dari Lembaga Pengembangan dan Penelitian Akuntansi (Accounting Research and Development Foundation-ARDF). GERMAN GASC membawahi Badan Standar Akuntansi Jerman (GermanAccounting Standards Board-GASB) yang melakukan pekerjaan teknis danmengeluarkan standar akuntansi. GASB adalah rekomendasi wajib yanghanya berlaku untuk laporan keuangan konsolidasi. GASB dibentuk untuk mengembangkan suatu standar Jerman yang sesuai dengan standar akuntansi internasional. GASB telah mengeluarkan Standar AkuntansiJerman (German Accounting Standards-GAS) untuk permasalahan sepertilaporan arus kas, pelaporan segmen, pajak tangguhan, dan translasi matauang asing. Namun pada tahun 2003, GASB menerapkan strategi baru danmenyelaraskan program kerjanya dengan usaha IASB untuk mencapaikonverjensi standar akuntansi secara global. Perubahan ini mengakuiketentuan Unit Eropa atas IFRS bagi perusahaan emiten pada tahun 2005. INDONESIA Ikatan Akuntan Indonesia adalah organisasi profesi akuntan yang juga merupakan badan yang menyusun standar akuntansi keuangan di Indonesia. Organisasi profesi ini terus berusaha menanggapi perkembangan akuntansi keuangan baik di tingkat nasional, regional maupun global, khususnya yang mempengaruhi dunia usaha dan profesi akuntansi sendiri. Perkembangan standar akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini terus dilakukan secara terus-menerus. Pada tahun 1973 terbentuk Panitia Penghimpun Bahan-bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. Dan pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang bertugas menyusun standar keuangan. Komite PAI telah bertugas selama 4 periode kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan susunan personel yang terus diperbaharui. Pada kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI diubah menjadi Komiter Standar Akuntansi Keuangan (Komite SAK), kemudian pada kongres VIII, tanggal 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite SAK diubah menjadi dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk masa bakti 1998-2000 dan diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK. Sejak IAI berdiri telah dihasilkan 3 standar akuntansi keuangan sebagai berikut : 1. Pada tahun 1973 untuk pertama kali IAI menerbitkan suatu buku Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) yang sebagian besar merupakan terjemahan buku Paul Grady. Penerbitan ini dipicu oleh diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973. 2. Pada tahun 1984 buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 yang menggantikan PAI 1973 diterbitkan. Komite PAI melakukan revisi secara mendasar terhadap PAI 1973. 3. Pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total PAI 1984 dan sejak itu mengeluarkan standar keuangan yang diberi nama Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan sejak 1Oktober 1994. Pengembangan standar akuntansi ketiga ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi dalam rangka mengikuti dan mengantisipasi perkembangan internasional. Banyak standar yang dikeluarkan itu sesuai atau sama dengan akutansi internasional yang dikeluarkan oleh IASC. refensi : http://maiyasari.wordpress.com/2012/04/08/badan-pembuat-standar-akuntansi-di-tiap-negara-dan-produknya/ http://www.scribd.com/doc/52399563/1/A-Pengertian-dan-Sumber-Standar-Akuntansi http://suci-adinda-rahmah.blogspot.com/2012/03/badan-pembuat-sak-di-beberapa-negara.html

Kamis, 12 April 2012

AKUNTANSI KAS DAN LAPORAN ARUS KAS

PENDAHULUAN Salah satu fungsi yang paling dominan dari laporan keuangan adalah untuk tujuan stewardship function, yaitu laporan keuangan harus dapat memberikan informasi sejauh mana mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya oleh para pemilik modal. Dalam konteks inilah konsep akuntansi yang dipakai lebih tepat accrual basis accounting bukan cash basis accounting. Accrual basis accounting ini merupakan bentuk pencatatan dimana transaksi yang dicatat tidak hanya yang menyangkut transaksi yang meli-batkan penerimaan dan pengeluaran kas, tetapi juga transaksi yang sudah terjadi dan menimbulkan hak (piutang) atau kewajiban (hutang). Dalam sistem accrual ini intinya adalah konsep matching antara revenue dan cost yang di dalamnya tidak melihat transaksi kas,tetapi transaksi yang menimbulkan revenue atau cost yang melibatkan atau yang tidak melibatkan kas. Namun, konsep di atas telah ditentang oleh pendukung cash flow accounting. Mulanya konsep ini menyatakan bahwa yang dicatat hanya transaksi yang melibatkan kas saja, kendatipun kemudian disempurnakan sehingga menurut konsep ini pencatatan tidak hanya pembayaran dan penerimaan kas pada periode cash basis accounting, tertapi juga arus kas nanti (future cash flows) yang akan dibayar atau diterima oleh perusahaan sebagai akibat transfer barang dan jasa sebagaimana dalam accrual basis accounting. Menurut pendukung ini, informasi yang disajikan cash flow accounting ini lebih bermanfaat dalam menilai atau menganalisis keputusan tentang investasi saham maupun untuk tujuan peramalan arus kas lainnya. Mereka yang paling getol memperjuangkan konsep ini antara lain adalah T.A.Lee, B.E. Hick, dan R.H. Ashton. Menurut pendukung cash flow accounting ini accrual basis accounting sangat didominasi oleh alokasi terutama dalam melakukan matching concept. Sementara itu, sistem alokasi apa pun dinilai arbitrer, incorrigible sehingga perlu diminimalisasi. Beberapa keuntungan cash flow accounting dibanding conventional accounting adalah (Lee, T.T., 1981) adalah sebagai berikut. 1. Dapat memberikan kerangka kerja untuk menghubungkan prestasi masa lalu, saat sekarang, dan masa yang akandatang. 2. Menurut kaca mata investor, proyeksi arus kas akan menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar dan menggambarkan perencanaankebujakan keuangannya. 3. Nilai discounted flow ratio lebih dipercaya untuk menjadi indikator investasi daripada laba rasio dengan harga sekarang disebabkan sistem alokasi yang dilakukan dalam menghitung laba seperti dalam accrual basis accounting. 4. Akuntansi Arus Kas dapat digunakan untuk memperbaiki gap antara bagaimana investasi dilakukan yang biasanya dengan dasar kas dengan bagaimana hasil suatu investasi dinilai. Govindarajan V (1980) menilai bahwa dari seluruh sistem pelaporan keuangan yang ada,cash flow accounting merupakan salah satu sistem yang lebih objektif dan mudah dimengerti.Laporan ini menyatakan fakta dalam indicator akuntansi keuangan tanpa harus ada taksiran atau pertimbangan subjektif dari akuntan pada suatu periode.Kemudian, istilah-istilah yang digunakan dalam laporan itu juga lebih dikenal nonakuntan, arus kas adalah suatu hal yang dipakai dalam setiap kegiatan ekonomi.Dus, laporan arus kas adalah metode yang lengkap dan penggunaanya terus-menerus meningkat dari tahun ke tahun. Akuntansi Arus Kas harus dibedakan dengan Laporan Arus Kas. Laporan arus kas yang akan dibahas dibawah ini adalah laporan yang diolah dari akuntansi akrual yang memiliki dasar-dasar yang berbeda dengan Akuntansi Arus Kas. TUJUAN LAPORAN ARUS KAS Di USA setelah keluarnya FASB Statement No. 95 sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk melaporkan Laporan Arus Kas (Cash Flow Statementt) menggantikan Laporan Perubahan Modal Kerja dengan konsep fund.Laporan Perubahan Modal Kerja ini masih berlaku di Indonesia.Sampai saat ini PAI tahun 1986 masih mengandalkan Laporan Posisi Keuangan ini sebagai bagian dari laporan utama di samping Neraca dan Laporan Laba Rugi.Sedangkan dalam PSAK No. 2.penyajian laporan arus kas ini disebut bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan pesyaratan dalam pernyataan ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode panyajian laporan keuangan. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material. Laporan arus kas ini sangat berguna untukpengambilan keputusan terutama dalam menilai bagaimana perusahaan mengelola dana dan keuangan dan juga berguna untuk menganalisis laporan keuangan. Sesuai PSAK No. 2 penyajian laporan arus kas dimulai pada tahun buku 1 januari 1995 atau sebelumnya. Tujuan menyajikan Laporan Arus Kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kasatau setara kas dari suatu perusahaan pada sutu periode tertentu. Laporan ini akan membantu para investor, kreditor, dan pemakai lainnya untuk: 1. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas dimasa yang akan dating; 2. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar dividend an keperluan dana untuk kegiatan ekstern; 3. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas; 4. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu. Maksud kas dalam laporan ini adalah kas yang bersifat jangka pendek, dan surat-surat berharga yang sangat lancar yang memenuhi syarat: 1. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas; 2. Tanggal jatuh temponya sangat dekat, kecil risiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan bunga (investasi yang jatuh tempo maksimal tiga bulan). Menurut PSAK No. 2, kas terdiri dari saldo kas rekening giro, asset setara kas, investasi yang sangat mudah diuangkan tanpa mengalami risiko perubahan harga yang signifikan. Contoh-contohnya adalah sebagai berikut: Cash on Hand and Bank Treasury Bills, Commercial paper, Money Market Fund, dan lain-lain. Sebaiknya perusahaan harus membuat rumusan yang baku tentang mana yang masuk cash equivalent tersebut. Menurut PSAK No. 2 setara kasadalah aktiva yang dimilki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek bukan untuk dimaksudkan ke dalam investasi atau tujuan lain. Pos ini harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa perubahan nilai yang signifikan. Misalnya investasi surat berharga (saham/obligasi) yang akan segera dujual. PENGELOMPOKAN DALAM LAPORAN ARUS KAS Dalam laporan ini penerimaan dan pengeluaran kas dikelompokan dari sumber sebagai berikut. 1. Kegiatan Operasi Perusahaan (Operating) Kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan; seluruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang tidak dapat dianggap sebagai kegiatan investasi atau pembiayaan. Kegiatan ini biasanya mencakup: kegiataan produksi, pengiriman barang, pemberian servis. Arus kas dari operasi ini umumnya adalah pengaruh kas dari transaksi dan peristiwa lainnya yang ikut dalam menentukan laba. Contoh Arus Kas dari Kegiatan Operasi adalah sebagai berikut. a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa termasuk penerimaan dari piutang akibat penjualan, baik jangka panjang atau jangka pendek. b. Penerimaan dari bunga pinjaman atas penerimaan darisurat berharga lainnya seperti bunga atau dividen. c. Semua penerimaan yang bukan berasal dari sebagian yang sudah dimasukkan dalam kelompok investasi pembiayaan, seperti jumlah uang yang diterima dari tuntutan di pengadilan, klaim asuransi, kecuali yang berhubungan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan seperti kerusakan gedung, pengembalian dana dari supplier (refund). Contoh Arus Kas Keluar dari Kegiatan Operasi adalah sebagai berikut. a. Pembayaran kas untuk membeli bahan yang akan digunakan untuk produksi atau untuk dijual, termasuk pembayaran utang jangka pendek atau jangka panjang kepada supplier barang tadi. b. Pembayaran kas kepada supplierlain dan pegawai untuk kegiatan selain produksi barang dan jasa. c. Pembayaran kas kepada pemerintah untuk pajak, kewajiban lainnya, denda, dan lain-lain. d. Pembayaran kepada pemberi pinjaman dan kreditor lainnya berupa bunga. e. Seluruh pembayaran kas yang tidak berasal dari transaksi investasi atau pembiayaan seperti pembayaran tuntutan di pengadilan, pengembalian dana kepada langganan, dan sumbangan. Semua transaksi yang memengaruhi aktiva lancar dan utang lancar biasanya termasuk ke dalam kelompok itu. 2. Arus Kas dari Kegiatan Pembiayaan/Pendanaan (Financing) Kegiatan yang termasuk kegiatan pembiayaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman jangka panjang perusahaan, berupa kegiatan mendapatkan sumber-sumber dana dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan membayar utang kembali atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar utang tertentu. Contoh Arus Kas Masuk dari Kegiatan Pembiayaan adalah sebagai berikut. a. Penerimaan dan pengeluaran surat berhargadalam bentuk ekuitas. b. Penerimaan dan pengeluaran obligasi, hipotek,wesel, dan pinjaman jangka pendek lainnya. Contoh Arus Kas Keluar dari Kegiatan Pembiayaan adalah asebagai berikut. a. Pembayaran dividen dan pembayaran bunga kepada pemilik akibat adanya surat berharga saham (equity) tadi. b. Pembayaran kembali utang yang dipinjam. c. Pembayaran utang kepada kreditor termasuk utang yang sudah diperpanjang. Semua transaksi yang memengaruhi pos utang dimasukkan dalam kelompok ini termasuk yang jangka pendek. 3. Arus Kas dari Kegiatan Investasi Kegiatan yang termasuk dalam Arus Kas dari Kegiatan Investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas, antara lain menerima dan menagih pinjaman, utang surat berharga atau modal, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Contoh Arus Kas Masuk dari Kegiatan Investasi adalah: a. Penerimaan pinjaman luar baik yang baru maupun yang sudah lama; b. Penjualan saham baik saham sendiri maupun saham dalam bentuk investasi; c. Penerimaan dari penjualan aktiva tetap dan aktiva produktif dan aktiva tidak berwujud lainnya. Contoh Arus Kas Keluar dari Kegiatan Investasi adalah: a. Pembayaran utang perusahaan dan pembelian kembali surat utang perusahaan; b. Pembelian saham perusahaan lain atau perusahaan sendiri; c. Perolehan aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya. Pengertian perolehan di sini termasuk harga pembelian dan capital expenditure. ISI DAN BENTUK LAPORAN ARUS KAS Ada dua bentuk dalam menyajikan laporan arus kas, yaitu sebagai berikut. 1. Direct Method Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap (gross), dan baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan. 2. Indirect Method Dalam metode ini net income disesuaikan (reconcile) dengan menghilangkan: a. Pengaruh transaksi yang masih belum direalisasi (deferral) dari arus kas masuk dan keluar dari transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah persediaan deferral income, arus kas masuk dan keluar yang accrued seperti Piutang dan Utang pendek. b. Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan pembiayaan yang tidak mempengaruhi kas seperti: Penyusutan, Amortisasi, Laba Rugi dari Penjualan Aktiva Tetap dan dari operasi yang dihentikan (yang berkaitan dengan kegiatan investasi), Laba Rugi pembatalan utang (transaksi pembiayaan). Metode direct dapat direkonsiliasi sehingga menjadi metode indirect. PSAK menganjurkan metode direct. Untuk memberikan gambaran dalam menyusun laporan arus kas maka berikut ini kita berikan contoh kasus. Contoh : Informasi keuangan PT Simpangko Jaya untuk tahun ini adalah sebagai berikut : Kegiatan 1/1/2005 31/12/05 Perubahan AKTIVA Rp Rp Rp Kas dari Sejenisnya 3000 8325 5325 Piutang (Penyisihan Piutang Ragu 3.000&2250) 8850 9700 850 Wesel Tagih 2000 750 -1250 Persediaan 6150 6875 725 Biaya dibayar dimuka 550 675 125 Investasi 1250 1375 125 Aktiva Tetap 32300 42300 10000 Akk Penyusutan -10500 -11500 -1000 Aktiva Tetap (Nilai buku) 21800 30800 9000 Aktiva Tidak Berwujud 200 875 675 Total Aktiva 43800 59375 15575 KEWAJIBAN DAN MODAL KEWAJIBAN Utang Dagang & Biaya 5425 5450 25 Utang Bunga 150 225 75 Utang PPh 250 425 175 Utang Jangka Pendek 2250 3750 1500 Utang Lease 3625 3625 Utang Jangka Panjang 10750 12125 1375 Utang Pajak 1875 2625 750 Utang Lain 1125 1375 250 Total Utang 21825 29600 7775 MODAL Modal saham 10000 15000 5000 Laba ditahan 11975 14775 2800 Total Modal 21975 29775 7800 Total Utang dan Modal 43800 59375 15575 PT SIPANGKO JAYA LAPORAN LABA RUGI untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31-12-2005 Rp Rp Penjualan 69825 Harga Pokok Penjualan -51250 Laba Kotor 18450 Biaya Operasi (Penjualan & Umum) 9450 Biaya Penyusutan & Amortisasi 2225 Biaya Bunga 1175 Rugi dari Tuntutan Pengadilan 150 Total Biaya Operasi -13000 Sisa Laba 5375 Pendapatan Lain : Pendapatan dari Investasi 225 Laba Penjalan Aktiva Tetap 400 Pendapatan Bunga 275 Penerimaan klaim Asuransi 75 Total Pendapatan Kas 975 Laba Sebelum PPh 6350 PPh -2550 Laba Bersih 3800 Penjelasan transaksi yang terjadi selama tahun2005 : a.PT Sipangko Jaya menghapus piutang sebesar Rp 1.750,- karena terancam bangkrut. Penyisihan piutang rugi sebesar Rp 1.000,- telah termasuk dalam biaya operasi. b.Perusahaan menerima angsuran ke-3 dan terakhir sebesar Rp.500,-dari Wesel tagih yang diterima dari penjualan barang dagangan dan diterima pembayaran ke-3 dari 4 kali pembayaran sebesar Rp 750,- . Berupa wesel tagih yang diterima dari penjualan Aktiva tetap. Bunga dari wesel ini sampai 31 desember berjumlah Rp 275,- juga sudah ditagih. c.Perusahaan menerima deviden Rp 100,- dari perusahaan afiliasi yang menggunakan metode equity dalam mencatat investasinya. d.PT Sipangko Jaya menjual aktiva tetap dengan nilai buku Rp 2.600,- dengan cost Rp 3.750,- sebesar Rp 3.000,- kontan. e.Perusahaan mendirikan fasilitas bangunan baru untuk digunakan dalam kegiatan produksi. Biaya yang dikeluarkan adalah Rp 5000,-, termasuk kapitalisasi bunga sebesar Rp50,- f. Perusahaan mengikat kontrak lease untuk equipment dengan hargapasar Rp4.250,-. Pembayaran pokok untuk lease adalah Rp625,-. g.Perusahaan membeli semua saham PT Idapola sebesar Rp4750,-. Pembelian dengan cara Purchase Method of Accounting. Nilai pasar yang wajar dari harta perusahaan itu adalah: Kas Rp 125,- Piutang Rp 775,- Persediaan Rp 1.750,- AktivaTetap Rp 4.500,- Paten Rp 400,- Goodwill Rp 350,- Utang Dagang dan Biaya Rp(1.275,-) Utang Wesel Jangka Panjang Rp(1.875,-) NetAsset Rp 4.750,- h. PT Sipangko Jaya meminjam dan membayar kembali pinjaman tersebut yang jangka waktunya 30 hari setelah diminta. Kenaikan bersih Pm-jaman tersebut adalah Rpl.500,-. i. PT Sipangko Jaya mengeluarkan surat obhgasi jangka panjang sebesar Rp2.000,-. j. Perkiraan utang Pajak Penghasilan adalah Rp750,-. k. Biaya penyusutan adalah Rp2.150,- dan Amortisasi aktiva tetapberwujud sebesar Rp75,-. 1. Biaya Penjualan, Umum, dan Administrasi termasuk gaji insentif sebesar Rp250,- yang ditunda pembayarannya sampai pensiun. Kewajibantersebut tidak termasuk dalam utang lain-lain. m. Perusahaan menerima dari asuransi klaim sebesar Rp75,-. n. Perusahaan membayar Rpl50,- akibat pelanggaran Paten. o. Perusahaan mengeluarkan saham biasa sebesar Rp5.000,-, ataspengeluaran ini diterima cash Rp2.500,- dan obligasi Rp2.500,-. q. Perusahaan membayar dividen Rp 1.000,-. Berdasarkan data tersebut di atas maka perhitungan kas yang diterima dari langganan, kas yang dibayar kepada supplier, dan pegawai yang diguna-kan dalam laporan arus kas dalam metode direct adalah sebagai berikut. PTSIPANGKOJAYA Kas yang Diterima dari Langganan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 Rp Rp Penjualan Pada Langganan 69.825 Penagihan Pembayaran Angsuran Penjualan 500 Penagihan Piutang: Sisa Piutang Awal (gross) 11.850 Piutang dari Perusahaan PT Idapola 775 Penghapusan Piutang (1.750) Piutang Akhir Tahun (11.950) Kelebihan Piutang dari Penagihan (1.075) Kas yang diterima dari Langganan 69.250 PT.SIPANGKOJAYA Kas yang Dibayar pada Suppiier dan Pegawai untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 Rp Rp Harga Pokok Penjualan 51.450 Biaya Umum dan Administrasi 9.450 Biaya yang tidak dikeluarkan melalui kas: Penyisihan Piutang Ragu (1.000) Biaya yang dibayarkan (Net) 8.450 Persediaan Awal (6.150) Persediaan yang dibeli PT idapola (1.750) Persediaan Akhir 6.875 Penurunan Persediaan (1.025) Penyesuaian Dalam Pos-pos yang Accrual: Sisa Perkiraan Awal Tahun Utang Wesel 5.425 Utang Lain-lain 1.125 Biaya dibayar dimuka (550) Sisa Perkiraan Akhir Tahun (net) 6.000 Utang Dagang dari PT Idapola 1.275 Sisa Perkiraan Akhir tahun: Utang Dagang 5.450 Utang Lain 1.375 Biaya dibayar dimuka Sisa Perkiraan Akhir Tahun (Net) (6.150) Pembayaran lain yang tidak ada dalam biaya 1.125 Kas yang dibayar Supplier dan Pegawai 60.000 Contoh: Direct Method PT.SIPANGKOJAYA LAPORAN ARUS KAS untuk tahun yang berakhir per 31-12-2005 Rp Rp A. Arus Kas dari Kegiatan Operasi: Penerimaan Kas dari Langganan 69.250 Pembayaran Kas kepada Supplier & Pegawai (60.000) Penerimaan Dividen 100 Penerimaan Bunga 275 Pembayaran Bunga (1.100) Pembayaran Pajak (1.625) Penerimaan Klaim Asuransi 75 Pembayaran tuntutan Pengadilan (150) Kas bersih yang berasal dari operasi 6.825 B. Arus Kas dari kegiatan Investasi: Penerimaan dari penjualan Aktiva Tetap 3.000 Penerimaan dari wesel atas penjualan Aktiva Tetap 750 Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) (5000) Pembelian perusahaan PT Idapola (4.625) Kas yang berasal dari Investasi 6.825 C. Arus Kas dari Kegiatan Pembiayaan: Penerimaan Pinjaman Baru 1.500 Pembayaran Lease (625) Penerimaan dari Pengeluaran obligasi 2.000 Penerimaan dari Penjualan Saham biasa 2.500 Pembayaran Dividen (1000) Kas bersih dari kegiatan pembelanjaan 4.375 Kenaikan kas 5.325 Kas Awal Tahun 3.000 Kas akhir tahun 8.325 Apabila kita ingin menyesuaikan direct method menjadi indirect method, laporan arus dengan kelompok operasi di atas dapat dilakukan sebagai berikut. PT.SIPANGKOJAYA REKONSILIASI NET INCOME KAS BERSIH DARI OPERASI Rp Rp Kas yang berasal dari kegiatan Operasi: Laba Bersih 3.800 Penyesuaian: Penyusutan dan Amortisasi 2.225 Penyisihan Piutang Ragu 1.000 Laba Penjualan Aktiva Tetap (400) Laba yang tidak dibagikan kepada Afiliasi (125) Penerimaan bunga Wesel Tagih 500 Perubahan dalam Aktiva dan Utang: Kenaikan Piutang (1.075) Penurunan Persediaan 1.025 Kenaikan Biaya dibayar dimuka (125) Penurunan Utang Dagang dan Utang Biaya (1.250) Kenaikan Utang Bunga & Pajak 250 Kenaikan Utang PPN 750 Kenaikan Utang lainnya 250 3.025 Kas Bersih dari Kegiatan Operasi 6.825 Informasi tambahan yang bukan kas dalam kegiatan Investasi dan Pembiayaan. a. Perusahaan membeli seluruh modal PT Idapola sebesar Rp4.750,-. Dalam kaitannya dengan pembelian itu maka kewajiban dinilai sebagai berikut: Harga wajar dari aktiva yang dibeli Rp7.900,- Pembayaran yang dilakukan Rp4.750,- Kerugian dinilai sebesar Rp3.150,- b. Kewajiban lease sebesar Rp4.250,- telah jatuh tempo sewaktu perusa- haan menyewa equipment yang baru. c. Kebijakan akuntansi tentang Kas equivalent adalah pos-pos iikuid yang jatuh tempo 3 bulan atau kurang dari 3 bulan. Contoh :indirect Method PT.SIPANGKOJAYA LAPORAN ARUS KAS untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31-12-2005 Arus Kas yang berasal dari Operasi: Rp Rp Laba Bersih 3.800 Penyesuaian: Penyusutan dan Amortisasi 2.225 Penyisihan Piutang Ragu 1.000 Laba Penjualan Aktiva Tetap (400) Laba yang tidak dibagi kepada Afiliasi (125) Penerimaan Bunga Wesel Tagih 500 Perubahan dalam Aktiva dan Utang: Kenaikan Piutang (1.075) Penurunan Persediaan 1.025 Kenaikan Biaya dibayar dimuka (125) Penurunan Utang Dagang dan Utang Biaya (1.250) Kenaikan Utang Bunga & Pajak 250 Kenaikan Utang PPN 750 Kenaikan Utang Lainnya 250 3.025 Kas Bersih dari Kegiatan Operasi 6.825 Arus Kas yang berasal dari Kegiatan Investasi: Penerimaan dari Penjualan Aktiva Tetap 3.000 Penerimaan dari wesel atas penjualan Aktiva Tetap 750 Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) (5.000) Pembelian Perusahaan PT Idapola (4.625) Kas Bersih yang berasal dari Investasi Arus Kas yang berasal dari Kegiatan Pembiayaan: Penerimaan Pinjaman Baru 1.500 Pembayaran Lease (625) Penerimaan dari pengeluaran obligasi 2.000 Penerimaan dari Penjualan Saham biasa 2.500 Pembayaran Dividen (1.000) Kas Bersih dari Kegiatan Pembelanjaan 4.375 Kenaikan Kas 5.325 Kas Awal Tahun 3.000 Kas Akhir Tahun 8.325