THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 27 Desember 2009

UMKM

Geliat Usaha Mikro Kecil Menengah Sebagai Motor Perekonomian Nasional Tahan Krisis Berkat Koalisi Strategis

JURNAL NASIONAL. Selama periode kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, salah satu pencapaian terpenting pemerintahan terjadi di sector usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Bagaimana potret industri UMKM ke depan?

Tidak hanya tumbuh signifikan secara bisnis, namun, Kementerian Negera Kopera-rasi dan UKM juga sukses menggerakkan industri UMKM dan melesatkan industri kreatif. Alhasil, industri ini menjadi sektor usaha yang mampu menjadi penopang stabilitas perekonomian nasional, meski Indonesia sempat diguncang krisis.

Tak bisa dipungkiri, UMKM dan sektor ekonomi kreatif berbasis budaya telah menjadi gelombang keempat dalam perkembangan ekonomi, setelah berlangsungnya era ekonomi pertanian, era ekonomi industri dan kemudian era ekonomi informasi. .Artinya, industri UMKM makin mampu memberikan kontribusi signifikan dan ikut menjadi penentu dan penopang pertumbuhan ekonomi nasional.

Dibawah kepemimpinan Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali yang dibantu para deputi yang bekerja secara profesional dan proporsional, daya tahan pelaku UMKM saat menghadapi krisis makin baik.

Bahkan, mampu mengalahkan pebisnis besar. UMKM makin tahan banting dan tetap optimistis di tengah krisis. lihat saja, ketika terjadi krisis global di medio 2008, saat pebisnis besar goyah, dan gelisah, pelaku UKMKM tetap liat bergerak. Krisis, bagi pelaku UMKM justru jadi pemicu kreativitas dalam berbisnis.

Memang, ada beberapa industri yang kesulitan bertahan. Namun, kondisi itu terjadi bukan disebabkan mandegnya kreativitas. Ada hambatan lain yang menyulitkan UMKM sulit ekspansi, antara lain karena terganjal pembiayaan dari bank. Meski begitu, secara umum, sektor UMKM, tumbuh malari baik. Beberapa hambatan yang menyebabkan sulitnya UMKM berkembang sudah diatasi.

Dan, ini memang menjadi komitmen SBY-JK serta Mennegkop UKM Suryadhama Ali untuk menghilangkan hambatan yang menyulitkan pertumbuhan UMKM. Misalnya, birokrasi yang sangat menyulitkan UMKM mendapatkan modal yang memadai, kini telah digairahkan.

Yakni melalui pemberian rangsangan sesuai kemampuan APBN. Program ini berhasil dilaksanakan. Salah satu rangsangan itu, misalnya, pemberian stimulus fiskal bidang infrastruktur. Stimulus ini sukses menggerakkan UMKM dan menjamurkan industri kreatif.lihat saja, istilah ekonomi kreatif atau yang juga disebut industri kreatif, yang merupakan varian industri UMKM, semakin banyak dibicarakan oleh berbagai kalangan masyarakat, termasuk oleh pemerintah, pemerintah daerah dan dunia usaha.

Menurut Deputi Menteri Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Negara Koperasi dan UKM Ikhwan Asrin, dalam memasuki era ekonomi kreatif ini, pemerintah telah memetakan 14 sub sektor industri yang tercakup dalam kategori kreatif di antaranya kegiatan arsitektur, desain, kerajinan, fashion dan lain-lain.

"Kelebihan dari industri kreatif adalah pada karakteristiknya yang kuat, yang ditimbulkan dari ide-ide kreatif, talenta dan keterampilan para pelakunya, sehingga hasilnya selalu segar dan terbarukan (sustainable)," terang Ikhwan di kantornya, kepada Jurnal Nasional. Ikhwan menyebut, stimulus fiskal bidang infrastruktur yang dikucurkan adalah sebesar Rp 100 miliar.

Dana ini digunakan untuk revitalisasi 91 pasar tradisional dan 31 kawasan pedagang kaki lima di 87 kabupaten Kota. Mengapa perlu pembenahan infrastruktur? Ikhwan berargumen, sekarang ini, pola berbelanja masyarakat mengalami perubahan. Mereka juga butuh kenyamanan saat berbelanja, tidak hanya harga yang terjangkau.

Selain itu, revitalisasi tersebut diharapkan akan menghapus kesan kumuh yang kerap muncul di pasar tradisional atau kawasan PKL. Menurut dia, sebaran pasar tradisional dan kawasan PKL yang akan dibenahi itu mencakup 32 provinsi, kecuali DKI Jakarta. Setiap bupati atau wali kota harus mengajukan permohonan pasar atau kawasan yang akan ditata tersebut.
Penjaminan Kredit Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
1. Program Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bertujuan memberdayakan pelaku UMKM agar dapat memperbaiki tingkat kesejahteraannya.
2. Pemerintah meluncurkan kredit UMKM dan koperasi di Gedung BRI I Jakarta , Senin, 5 November 2007. Program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat yang secara langsung upaya untuk mengurangi kemiskinan.
3. Pemerintah mengalokasikan dana dari APBN sebesar Rp1,45 triliun untuk memberdayakan UMKM dan koperasi, termasuk memberikan jaminan.
4. Kredit dengan pola penjaminan adalah jalan yang efektif untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran, dan tentunya juga jalan yang baik untuk meningkatkan taraf kehidupan rakyat kita.
5. Program pemberdayaan koperasi dan UMKM dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 diarahkan pada lima program pokok, yaitu program penciptaan iklim usaha yang kondusif bagu UMKM, program pengembangan system pendukung usaha bagi UMKM, program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM, program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi
6. Langkah-langkah untuk mempermudah UKM mendapatkan akses pemodalan saat ini, seperti yang terjadi di koperasi sedang mengembangkan lembaga keuangan mikro berjumlah 2.500 yang tersebar di 2.500 kecamatan. Selain itu kementrian Koperasi dan UKM aktif dalam melakukan kegiatan promosi UKM.
7. Ada kebijakan Bank Indonesia untuk memberikan kemudahan bagi UKM untuk memperoleh kredit dari perbankan nasional sebesar Rp10 miliar hingga Rp20 miliar.
8. Kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) diberikan kepada usaha mikro, kecil, menengah termasuk koperasi. Bank pemberi antara lain; BNI, Bank Mandiri, BRI, dan Bukopin.
9. KUR memberi pinjaman sampai Rp5 juta tanpa agunan melalui BRI. Untuk jaminan kredit, Pemerintah telah menyediakan dana sebesar Rp1,4 triliun ke Askrindo.


Nb : Tulisan diatas hanya demi kepentingan tugas kuliah semata,dan diambil dari situs internet tertentu.

0 komentar: